Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Komnas HAM Kritisi Arah Tembakan Gas Air Mata saat Rekonstruksi Tragedi Kanjuruhan

Komnas HAM Kritisi Arah Tembakan Gas Air Mata saat Rekonstruksi Tragedi Kanjuruhan Komisioner Komnas HAM Choirul Anam. ©2022 Merdeka.com/Rahmat Baihaqi

Merdeka.com - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) mengkritisi rekonstruksi kasus tragedi Kanjuruhan yang digelar Kepolisian di halaman Mapolda Jawa Timur (Jatim), beberapa waktu lalu. Rekonstruksi terkait penembakan gas air mata dinilai berlainan dengan video-video yang beredar.

Dalam video, tembakan gas air mata ada yang mengarah ke tribun penonton. Sementara dalam rekonstruksi arah tembakan ke settle ban atau pinggir lapangan.

"Khasnya apa? Kalau dugaannya penyebab kematian utamanya adalah penembakan gas air mata ke tribun, video itu banyak. Artinya sebenarnya bisa mendasarkan pada video yang beredar maupun pada video yang dimiliki oleh penyidik itu sendiri," kata Komisioner Komnas HAM Choirul Anam dalam keterangannya, Senin (24/10).

Orang lain juga bertanya?

Menurut Anam, seharusnya fakta ini tidak dikesampingkan oleh Kepolisian. Terlebih video-video tersebut sudah beredar luas.

"Harusnya memang teman-teman kepolisian, khususnya penyidik menjelaskan bahwa ada basis yang lain. Apa itu? Ya berupa video yang beredar. Yang beredar luas, semua orang melihat video itu yang memang ada tembakannya ke tribun," tungkas Anam.

Kendati demikian, Anam juga mengungkapkan terdapat hal penting pascatragedi tersebut yakni rekam medik para korban Kanjuruhan yang tengah dirawat di RS Saiful Anwar. Dia mengklaim bahwa telah mengantongi rekaman catatan medis untuk mengungkapkan apa yang sebetulnya terjadi.

"Di awal-awal itu ada 21-22 orang yang kritis. Itu penting rekam mediknya. Teman-teman RS Saiful Anwar mengatakan bahwa ada pendalaman soal itu, waktu di awal-awal ini, di minggu awal. Kami kira catatan rekam medisnya itu sangat penting untuk mengungkap apa sebenarnya yang terjadi," jelasnya.

"Oleh karenanya kami berharap RS Saiful Anwar, timnya, melanjutkan apa yang dikatakan untuk mendalami itu. Ada proses di awal-awal itu yang mereka lakukan. Semoga itu sudah ada hasilnya, jadi tidak hanya catatan medis biasa, tapi ada rekam medik yang lebih mendasar. Misalnya sampel darah," lanjut Anam.

Dalam tragedi ini, total 135 korban meninggal dunia. Sementara korban luka mencapai 575 orang, dengan rincian luka ringan 507 orang, luka sedang 45 orang dan luka berat 23 orang.

Sebelumnya, terkait perbedaan arah tembakan gas air mata, Kadiv Humas Polri Irjen Pol Dedi Prasetyo menegaskan rekonstruksi itu merupakan kewenangan penyidik dan keterangan tersangka.

"Secara materi itu penyidik akan disampaikan. Kalau tersangka menyampaikan itu, dia punya hak ingkar. Penyidik yang akan mempertanggujawabkan dari kejaksaan maupun persidangan," ujarnya, Rabu (19/10).

Polri kini tengah menetapkan enam tersangka, yaitu Dirut PT LIB Akhmad Hadian Lukita, Ketua Panpel Abdul Haris, Security Officer Suko Sutrisno, Kabagops Polres Malang Kompol Wahyu Setyo Pranoto, Danki 3 Sat Brimob Polda Jatim AKP Hasdarman dan Kasat Samapta Polres Malang, AKP Bambang Sidik Achmadi.

Tiga warga sipil dijerat Pasal 359 dan atau Pasal 360 KUHP dan atau Pasal 103 ayat (1) jo Pasal 52 Undang-Undang RI Nomor 11 Tahun 2022 tentang Keolahragaan.

Sedangkan, tiga polisi dijerat Pasal 359 KUHP tentang kesalahannya atau kealpaannya menyebabkan orang lain mati, dan atau Pasal 360 KUHP tentang kesalahannya atau kealpaannya menyebabkan orang lain mendapat luka-luka berat.

(mdk/cob)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kompolnas Bakal Surati Kapolri soal Penggunaan Gas Air Mata di Demo: Jangan Sampai Sebabkan Orang Luka
Kompolnas Bakal Surati Kapolri soal Penggunaan Gas Air Mata di Demo: Jangan Sampai Sebabkan Orang Luka

Polri harus membuka diri dengan melakukan evaluasi pelaksanaan operasi pengamanan massa.

Baca Selengkapnya
Komisi III DPR Minta Polisi Berhati-hati Halau Kericuhan Suporter: Tragedi Kanjuruhan Jangan Terulang
Komisi III DPR Minta Polisi Berhati-hati Halau Kericuhan Suporter: Tragedi Kanjuruhan Jangan Terulang

Bentrokan antara suporter dan aparat keamanan terjadi, memaksa polisi untuk menggunakan gas air mata guna menghindari eskalasi lebih lanjut.

Baca Selengkapnya
FOTO: Mengenang Peristiwa Kelam 1 Tahun Tragedi Maut di Stadion Kanjuruhan, 135 Suporter Tewas Sia-Sia
FOTO: Mengenang Peristiwa Kelam 1 Tahun Tragedi Maut di Stadion Kanjuruhan, 135 Suporter Tewas Sia-Sia

Sabtu 1 Oktober 2022 lalu menjadi hari paling kelam dalam sejarah dunia sepak bola Indonesia di Stadion Kanjuruhan.

Baca Selengkapnya
Koalisi Masyarakat Sipil Minta Kapolri Bertanggung Jawab Buntut Polisi Represif ke Demonstran Kawal Putusan MK
Koalisi Masyarakat Sipil Minta Kapolri Bertanggung Jawab Buntut Polisi Represif ke Demonstran Kawal Putusan MK

Usman menyoroti penggunaan water cannon, gas air mata, atau penangkapan dan penahanan secara sewenang-wenang kepada pengunjuk rasa.

Baca Selengkapnya
Setahun Pasca Tragedi Kanjuruhan, Tangis Keluarga Korban Pecah Tuntut Para Pelaku Dihukum Berat
Setahun Pasca Tragedi Kanjuruhan, Tangis Keluarga Korban Pecah Tuntut Para Pelaku Dihukum Berat

Setahun lalu, 1 Oktober 2022 peristiwa berdarah yang menewaskan ratusan orang terjadi di Stadion Kanjuruhan Malang. Hingga kini, korban belum dapat keadilan.

Baca Selengkapnya
Investigasi Demo Ricuh di Semarang, Komnas HAM Temui Pejabat Polda Jateng sampai Kumpulkan CCTV
Investigasi Demo Ricuh di Semarang, Komnas HAM Temui Pejabat Polda Jateng sampai Kumpulkan CCTV

Sekitar tiga hari tim dari Komnas HAM berada di Semarang untuk mengumpulkan bukti dan meminta keterangan saksi dan korban.

Baca Selengkapnya
Memutus Mata Rantai Kekerasan Sepak Bola
Memutus Mata Rantai Kekerasan Sepak Bola

Kekerasan dalam sepak bola masih jadi PR berat bagi Indonesia. Sejak tahun 1994 hingga 1 Oktober 2022, sebanyak 230 nyawa melayang karena sepak bola.

Baca Selengkapnya
Komnas HAM Sorot Polisi Usai Demo di Semarang & Makassar Ricuh, Ada Dugaan Kekerasaan & Pakai Gas Air Mata
Komnas HAM Sorot Polisi Usai Demo di Semarang & Makassar Ricuh, Ada Dugaan Kekerasaan & Pakai Gas Air Mata

Komnas HAM mendesak Kapolda Jawa Tengah dan Kapolda Sulawesi Selatan melakukan evaluasi atas dugaan penggunaan kekerasan oleh polisi saat mengamankan demo.

Baca Selengkapnya
Polda Jabar Bentuk Tim Selidiki Dugaan Personel Arogan Saat Bentrok dengan Warga Dago Elos
Polda Jabar Bentuk Tim Selidiki Dugaan Personel Arogan Saat Bentrok dengan Warga Dago Elos

Kericuhan pada Senin (16/8) malam dipicu penolakan laporan soal dugaan pemalsuan dokumen yang disampaikan warga Dago Elos ke Mapolrestabes Bandung.

Baca Selengkapnya
Sekjen PDIP Nilai Tragedi Kudatuli Harusnya Pelanggaran HAM Berat
Sekjen PDIP Nilai Tragedi Kudatuli Harusnya Pelanggaran HAM Berat

Menurut Hasto, pengungkapan tragedi Kudatuli diharapkan mampu menghilangkan kekuasaan yang menindas.

Baca Selengkapnya
Polda Kalteng Usut Satu Warga Seruyan Diduga Tewas Tertembak Polisi
Polda Kalteng Usut Satu Warga Seruyan Diduga Tewas Tertembak Polisi

Satu dari tiga warga dikabarkan meregang nyawa diduga akibat tertembak polisi

Baca Selengkapnya
Kejagung Melawan, Ajukan Kasasi Terhadap Vonis Bebas Mantan Bupati Langkat dalam Kasus Kerangkeng Manusia
Kejagung Melawan, Ajukan Kasasi Terhadap Vonis Bebas Mantan Bupati Langkat dalam Kasus Kerangkeng Manusia

Jaksa punya waktu 14 hari untuk menyatakan kasasi, dan menyusun memori kasasi, setelah sidang putusan.

Baca Selengkapnya